Jumat, 29 April 2016

Kau Berlian

Telingaku terasa panas
Hatiku meluap-luap
Entah apa rasanya ini
Aku kesal dengan cacimu
Sosok menyeramkan bak ratu penyihir
Namun kau mendamaikan bagai peri air
Aku ini hina
Selalu menyerangmu seperti tentara perang
Yang tanpa aku sadari aku adalah udang.
Bodoh dan memalukan.
aku tak pernah meminta untuk dilahirkan
Tapi aku tak pernah menyesal terlahir dari rahim seorang ibu sepertimu, bundaku.
Kau harus tahu, anakmu ini selalu berusaha membahagiakanmu
Namun seringkali aku terpeleset menafsirkan kebahagiaanmu
Doakan aku agar bisa menjadi kebahagiaanmu dengan diriku sendiri.
Karena bagaimana pun
Kau surga nyata bagiku
Bunda, kau berlian ku.
Sampai kapan pun itu.

-mia-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar