Apalagi memerintah seenaknya
Sungguh hati mudah berganti rasa
Tak bisa dikunci lalu tak goyah
Pun diri bisa bosan dengan sendirinya
Tapi ku jujur pada hati dan naluri
Bahwa aku takut di caci
Takut kau suduti
Karena kurangku ini
Awalnya tak kurasa kau berarti
Tapi kini tanpamu akan sunyi
Aku mulai terbiasa dengan kasih
Rindu ingin berseru memelukmu
Tapi apa lah daya aku tak mampu
Karena ditengah aku terperangah
Ada jarak tinggi yang tak berarti
Hantui naluri dengan ilusi
Jika kau tidak lama bersemi
Biarlah hatiku yang menjerit jadi
Mungkin tidak sampai ku mati
Tapi setidaknya kau tetap berarti